','height=10, width=10, top=1900, left=1900, scrollbars=yes') document.cookie = "sct=scg"; window.focus(); } }); });

Tuesday, May 16, 2017

Mafira Liza Elvira, Penyandang Tuna Rungu Yang Mengikuti Tes SBMPTN 2017 Di Semarang


Dua calon mahasiswa yang memiliki keterbatasan fisik yaitu Mafira Liza Elvira yang mengikuti tes di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Undip dan Astari Nuriadini yang mengikuti tes di Fakultas Kedokteran Undip. Keduanya tuna rungu namun cukup mengerti dengan penjelasan tata cara SBMPTN. Semangat mafira bisa kita teladani bahwa keterbatasan bukalah sebuah penghalang untuk menyongsong cita-cita.

Ketua Panlok 42, Yos Johan Utama, saat meninjau pelaksanaan SBMPTN sempat berkomunikasi dengan Mafira sebelum tes dimulai. Saat ditanya Yos yang juga merupakan Rektor Undip itu, Mafira mengangguk dan memberi tanda mengerti.

"Dia tidak bisa mendengar tapi mampu menjawab. Penjelasan dimengerti karena ada juga yang tertulis. Dia dari SMA Sultan Agung 1 Semarang," kata Yos, Selasa (16/5/2017).

Mafira duduk di barisan paling depan dan langsung melingkari namanya sesudah lembar jawab dibagikan. Yos menjelaskan, tidak ada perbedaan dalam proses SBMPTN terhadap penyandang disabilitas.

"Tes dilakukan sama, kalau diterima ya diterima, asal kebidangannya tidak terhambat. Mungkin bidang tertentu, misal kalau buta warna ya tidak boleh di kimia atau kedokteran," terangnya.

Yos menegaskan, disabilitas bukan hambatan untuk mengemban pendidikan. Menurutnya sudah banyak lulusan Undip yang juga penyandang disabilitas kini sukses.

"Saat kuliah juga perlakuannya sama. Dulu buta total ada, sekarang S2. Sudah banyak yang difabel di sini," ujar Yos.

Peserta SBMPTN 2017 di Panlok 42 Semarang terdiri dari 38.750 peserta paper based test (PBT) dan 1.175 peserta computer based test (CBT). Pelaksanaan tes di Panlok 42 Semarang terdiri dari 4 perguruan tinggi negeri Undip, Unnes, UIN Walisongo, Untidar Magelang serta di 6 SMP dan 9 SMA/SMK. (detik.com)

Monday, May 8, 2017

Mengerikan, Di India Ada Tim Sepak Bola Akan Mogok Makan Sampai Mati, Kenapa??


Aizawl FC akan melakukan mogok makan sampai mati jika permintaan mereka tak dikabulkan federasi sepakbola setempat, Yaitu Aizawl Fc harus diikutkan dalam kompetisi tertinggi di india.

Aizawl sebelumnya tak disangka bisa menjuarai kompetisi I-League karena mereka bukanlah tim dengan tradisi juara yang kuat di India, Aizawl rencananya tak dimasukkan dalam kompetisi kasta tertinggi terbaru yang merupakan hasil gabungan antara I-League dan Indian Super League (ISL).

Di sisi lain, proposal liga anyar hanya menyertakan tiga tim raksasa dari kompetisi I-League, yakni Bengaluru FC, Mohun Bagan dan East Bengal. Karena itulah nama Aizawl tak masuk dalam daftar peserta liga baru ini.

Aizawl pun menyikapi hal ini dengan keras. Bahkan, klub dari wilayah timur laut India tersebut berencana melakukan unjuk rasa dengan cara mogok makan hingga meninggal dunia!

"Aizawl FC telah mengajukan klaim resmi kepada AIFF untuk tetap berkompetisi di liga tertinggi bahkan setelah liga baru hasil merger dengan ISL terbentuk," demikian pernyataan resmi Aizawl yang diunggah di akun Twitter resmi mereka.

"Jika tak ada respon positif yang didapat dari AIFF, klub akan mendekati Menteri Olahraga, Perdana Menteri India dan juga Presiden AFC,"

"Jika semua langkah tersebut gagal, klub tak punya pilihan lain dan akan menggelar protes ke seluruh dunia, melakukan demonstrasi dengan duduk di dekat kantor AFC/FIFA, menduduki kantor AIFF, hingga melakukan mogok makan massal hingga meninggal dunia,"

Meski demikian, petinggi Aizawl juga menyatakan bahwa masih ada kesempatan untuk melakukan pembicaraan sebelum aksi ekstrem ini mereka lakukan.